K.H Imam Zarkasyi, Politik dan Kader

Pak zar dan dunia politik

K.H  Abdullah Mahmud    
                           
Prinsip pak zar dalam dunia politik  adalah seperti apa yang sering diucapkanya, “Politik saya adalah pendidikan”. Ada sedikit cerita berkenaan tentang hal politik. Pada tahun 1954 saya mencoba izin kepada Bapak Pimpinan untuk ikut kampanye diluar pondok. Saya minta izin ke Pak Zar tapi tidak dijawab, malah beliau berbicara dengan Pak Sahal, “Pak Sahal, sebenarnya orang yang berpolitik itu ngelamun. Dikira membuat Negara dapat tuntas dalam 2-3 hari saja. Apalagi kalau pejabat yang dipilih belum fahambentuk dan cirak negara yang dibangun. Maka, menurut saya yang lebih penting adalah bagaimana kita membina orang-orang yang menjadi pejabat tadi, agar mereka siap menjadi pewarna Negara. Kesemuanya tentu tak lari dari jalur pendidikan sebagaimana mediatornya, maka pendidikan itulah yang lebih penting dalam hidup berpolitik dan bernegara”. Akhirnya karena saya dibiarkan begitu saja saya pamit untuk pulang  dan tetap memenuhi keinginan saya berkampanye.

Sifat dan Karakter Pak Zar Sebagai Pendidik

H.M Husnun

Saya melihat sosol beliau sebagai pendidik betul-betul berbobot. Selain berwibawa beliau juga mampu menyusun sistem pendidikan sehingga menjadi seperti sekarang ini. Lebih dari itu beliau adalah pemimpin yang ikhlas.

Pada suatu saat pak zar datang ketempat saya untuk suatu acara. Pada waktu itu Pak Syukri baru pulang dari mesir. Saya mencoba menyampaikan pada beliau,

“seandainya sekarang ini –barang kali untuk pengkaderan- Pak syukri difokuskan pada tugas-tugas pondok akan lebih mantap”.

Apa jawab beliau?
“Apakah anak kyai harus jadi kyai. Apakah yang mengganti saya harus anak saya? Tidak!. Serahkan saja pada badan wakaf”

Saya menambahkan, “tapi  pak, kan ada baiknya juga sebagian tugas bapak diberikan kepada Pak Syukri. Supaya lebih bertanggung jawab, mumpung masih ditunggui bapak”.

Beliau menimpali, “Sudah, sebagian sudah saya serahkan. Tapi jangan terlalu mengharap kalau yang menggantikan saya nanti Syukri”.

Dari dialog saya diatas dapat kita baca bahwa beliau adalah seorang pemimpin yang ikhlas, tidak ambisi untuk menonjol-nonjolkanputeranya agar dapat menggantikanya. Semua sudah diikhlaskan melalui ikrar wakaf, dan beliau tetap konsekuen.[i]



[i] dikutip dari  buku Biografi K.H Imam Zarkasyi dimata Umat

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Ceyron Louis

Masih sebagai manusia yang tersesat di tengah, antara salah paham yang tak berujung

0 comments:

Post a Comment