Bukan Kepentingan Kelompok


Ketika seorang  muslim yang lebih membela ideologi kelompoknya  dari pada ideologi agamanya,  maka ketika itu dapat dikatakan kelompok menggantikan agama.

Sebut saja Islam. kelompok berupa partai politik  maupun organisasi masyarakat ataupun lembaga pendidikn. mereka mengatas namakan kelompok yang berlandaskan syariat islam dengan latar belakang pendiriannya: keinginan memperjuangkan ide dan konsep yang terdapat  dalam islam.

Hakikat sebuah  kelompok hanyalah buah ide dari kumpulan manusia yang membutuhkan bantuan manusia lain dalam menjalankan ide tersebut. Dengan demikian kelompok tidaklah murni sebuah alat perjuangan untuk memperjuangkan islam namun kelompok lebih tepat disebut alat perjuangan untuk memperjuangkan ide atau kepentingan kelompok tersebut.

Dengan bergantinya pendiri maka terkadang bergeser pula ide pokok kelompok, disebabkan keinginan untuk sempurna dari sebuah kekurangan yang telah dilalui, dan juga setiap orang yang berada dalam kelompok akan merasakan kepemimpinan seorang pemimpin, maka pemimpin yang baru akan menginginkan kemajuan yang melebihi pendahulunya. Disetiap pergantian manusia yang berada dalam kelompok terjadilah pergeseran dikarenakan tidak adanya kebakuan aturan dalam kelompok.

Kebakuan aturan dalam artian sesuatu yang tidak dapat diganti maupun diubah layaknya aturan-aturan baku dalam agama islam yang sampai akhir zaman tidak dapat berubah sesuai keingingan manusia. meskipun kelompok islam menetapkan sebuah aturan bahwa pengambilan keputusan dan kebijakan harus berlandaskan atas Alqur’an dan Sunnah.

Dengan bertambah banyaknya  kelompok-kelompok dalam islam dinegara Indonesia masyarakat menjadi  ragu  ketika sikap dan sosialisasi suatu kelompok berbenturan dengan kelompok yang lain, padahal diantara keduanya mengaku sesuai dengan syariat islam, lalu munculah pertanyaan dibenak masyarakat syariat manakah yang benar dari kedua kelompok tersebut? Dari sinilah dapat dikatakan masyarakat akan lebih dahulu melihat kelompok dan mengenal kelompok islam dari pada islam itu sendiri.

Kesalahan yang sering terjadi didalam berkelompok  adalah memutar balik antara sopir dan setir yang terkadang tak bisa dielakkan lagi. Kelompok terkadang tidak suka menjadi setir yang di arahkan oleh agama dan merasa dirinya berhak untuk menyetir ayat-ayat agama demi kepentingan kelompok. padahal posisi agama sebagai pedoman tidak bisa diarahkan justru agama lah yang mengarahkan kelompok dan manusia. Karena rambu-rambu kehidupan terdapat dalam agama bukan peraturan kelompok.

Apalagi menjadikan islam sebuah nilai jual untuk menambah sebuah populasi keanggotaan kelompok . Yang lebih buruknya lagi, memasuki dan menjadi partisipan kelompok lebih di kedepankan dari pada memahami dan mengetahui islam, mungkin dapat dikatakan menjual islam demi kepentingan kelompok. Mejadikan islam sebagai senjata untuk mengambil kekuasaan  dengan jalan diplomatik maupun dengan gerakan bawah tanah yang secara terang-terangan ataupun sirri .

Kesalahan–kesalahan diatas adalah sebab dari ideology kelompok menggantikan posisi ideolgi agama. Pada hakikatnya tidak ada larangan apapun dalam membuat sebuah kelompok dengan syarat bahwa kelompok itu tidak memalingkan manusia dari yang wajib kepada yang tidak wajib, karena kewajiban pertama yang harus dijalankan manusia adalah “ persaksian  dengan hati, perkataan serta perbuatan bahwa tuhan yang layak untuk disembah dan kita ibadahi hanyalah Allah dan  Muhammad adalah utusan Allah”.

diadakan pembersihan sifat fanatisme dan penekana terhadap sikap wala’ dan bara’  yang sesuai dengan ajaran islam itu sangat diperlukan, agar manusia yang berkelompok dapat membedakan mana kepentingan kelompok dan mana kepentingan agama. Agar tidak menyalahgunakan nama agama untuk kepentingan kelompok.

Dakwah islami bukan dakwah kepada kelompok islami. membedakan keduanya dan selalu mewaspadai diri akan terjerumusnya kepada pendakwahan manusia kepada kelompok islami, karena kelompok itu terjadi untuk memperjuangkan islam bukan sebaliknya, islam ada untuk memperjuangkan kelompok. Jadi tidak masalah objek dakwah tidak mengetahui apa itu kelompok kita yang harus menjadi masalah adalah objek dakwah tidak mengetahui apa itu islam.

Maka diperlukan penerimaaan terhadap ide-ide yang berbeda dari lain kelompok yang tidak bertentangan dengan syariat, tetapi penerimaan tidak harus dibarengi dengan pelaksanaan karena setiap kelompok memiliki dasar-dasar ide dari masalah yang furu’ dan  juga perlunya kesatuan ide yang dimiliki bahwa dakwah islam adalah dakwah tauhid.






Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Ceyron Louis

Masih sebagai manusia yang tersesat di tengah, antara salah paham yang tak berujung

0 comments:

Post a Comment