Jenis wanita seperti jenis rokok, mungkin sih..

Setelah sekian lama melakukan sebuah kebiasaan yang bisa dibilang tidak baik;merokok, selain berfikir dalam tiap hembusan dan tarikannya, juga membaca berbagai argument antara pro dan kontra, dari yang mulai mengatakan adanya tuma'ninah dan kecerdasan dalam diri kebanyakan perokok, sampai yang mengatakan bahwa merokok dapat membusukkan otak yang berakibat pada hilangnya memori dan menurunnya daya pikir, di mulai dari berpetualang  dalam mencoba segala rasa dari berbagai jenis rokok sampai menjatuhkan pilihan pada jenis rokok tertentu, dari sana terjadi sebuah kesadaran bahwa sebuah pembiasaan memiliki dampak pada tubuh, mulai dari lidah, tenggorokan, otak sampai paru-paru.

Lalu apa hubungannya jenis rokok dengan jenis wanita?. Rokok terdiri dari berbagai jenis dan rasa, mereka(jenis dan rasa) memiliki peminatnya masing-masing, dan setiap peminatnya memiliki alasan tertentu akan jenis dan rasa yang diminatinya, kecuali bagi mulut asbak, rokok apapun rasanya akan tetap sama, nyaman-nyaman saja. Tetapi tidak bagi mereka yang telah memilih, tentu kenyamanan hanya ada pada rokok yang telah dipilih. Dan bukankah demikian dalam memilih jenis wanita, terlihat ketika seorang lelaki akan menikah, terkadang ada saja pertimbangan di masa muda yang luntur, dikarenakan  pernikahan adalah ikatan sehidup walaupun tak selalu semati. Persamaanya adalah kenyamanan selalu menjadi prioritas utama, dan setiap lelaki memiliki selera atas kenyamanan dengan jenis wanita tertentu layaknya seorang perokok menikmati(nyaman dengan) jenis rokok yang dia sukai.

Meskipun dari merek yang sama tetapi mild dan mentol adalah rasa yang berbeda, kebiasaan dan kenyamanan dalam me-ngemild ria tidak senyaman dengan me-mentol ria, buktinya tenggorakan ini tetap tidak bisa beradaptasi walaupun telah 2 kali berjalan. Baru dua kali sudah mengeluh?. Ya jelas dong, karena kesan pertama dan setelahnya selalu berpengaruh untuk kelanjutan, bukankah begitu dalam cinta, dari mata turun kehati, memandang lalu mencintai, mana ada, ataupun kalau ada,  sangatlah jarang, mencintai baru memandang, begitu juga dalam merokok, merasakan nyaman lalu rasa senang akan muncul, jika setelah dirasakan tidak ada kenyamanan bagaimana bisa menyenangi rokok. Tentu dalam wanita tidak bisa demikian, cukup dipandang lalu dicintai, jika ingin lebih, maka tentu hanya sebatas ta'aruf. Itulah mengapa ada istilah qurota a'yun. 


Kembali pada masalah kebiasan dan pembiasaan, mau bagaimananapun jika awalnya tidak ada niat untuk menyenangi sesuatu yang baru dalam hal pembiasaan maka selanjutnya pun akan susah untuk menjadi kebiasaan, apalagi ditambah dengan kesan pertama yang tidak menyenangkan, ini semua kembali pada telah tertanamnya rasa nyaman dan senang atas kebiasaan lama yang berkontradiksi dengan pembiasaan yang baru, rokok jenis mild dan mentol tentu berbeda,  dan inilah yang terjadi ketika mencoba membiasakan  mentol setelah nyaman dengan mild. Segalanya harus dimulai dari awal, dengan landasan "belum menemukan kenyamanan dalam merokok jenis apapun", mengapa demikian? Agar melupakan kenyamanan rasa mild, dan lagi-lagi ini hanyalah pekerjaan konyol. Dan pemahasan yang ini sudah tidak nyambung lagi dengan pe-nyepertia-an  jenis wanita dengan jenis rokok.

Intinya, Jika perokok itu setia pada satu jenis rokok, kedepannya dia juga akan setia pada satu jenis wanita, kira-kira dan mungkin demikian, karena merubah selera itu tidak semudah membalik telapak tangan, perlu diingatkan lagi, setianya bukan pada satu wanita lo.. tetapi pada satu jenis wanita.. karena fitrah laki-laki kan berpoligami hahaha...

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Ceyron Louis

Masih sebagai manusia yang tersesat di tengah, antara salah paham yang tak berujung

0 comments:

Post a Comment